Drama di Anfield
Pertandingan antara Liverpool dan Aston Villa di Anfield berakhir dengan hasil mengecewakan bagi tuan rumah.
Meski sempat unggul 2–0 hingga menit ke-80, Liverpool harus puas dengan hasil imbang 2–2 setelah Aston Villa mencetak dua gol cepat di menit-menit akhir laga.
Hasil ini membuat The Reds kehilangan dua poin penting dalam perburuan gelar Liga Inggris 2025.
Atmosfer Anfield yang biasanya menjadi benteng kokoh justru berubah tegang ketika Moussa Diaby mencetak gol penyeimbang di menit ke-93, membungkam para suporter yang sudah siap merayakan kemenangan.
Hasil tersebut membuat Liverpool tertahan di posisi ketiga klasemen, tertinggal lima poin dari Manchester City di puncak.
Dominasi Tak Berujung Kemenangan
Liverpool tampil dominan sejak awal laga. Darwin Núñez membuka keunggulan di menit ke-17 setelah memanfaatkan umpan silang akurat dari Mohamed Salah.
Tim asuhan Jürgen Klopp bermain agresif dan berhasil menggandakan keunggulan melalui Alexis Mac Allister di menit ke-58 lewat tembakan jarak jauh spektakuler.
Namun, seperti beberapa laga sebelumnya, pertahanan Liverpool kembali menunjukkan kelemahan di fase akhir pertandingan.
Kesalahan koordinasi antara Ibrahima Konaté dan Virgil van Dijk dimanfaatkan oleh Ollie Watkins, yang mencetak gol pertama Villa di menit ke-82.
Delapan menit kemudian, Diaby menyamakan kedudukan setelah memanfaatkan bola rebound hasil tendangan bebas Douglas Luiz.
Klopp Frustrasi dengan Inkonsistensi Tim
Pelatih Jürgen Klopp tak bisa menyembunyikan kekecewaannya setelah pertandingan berakhir.
“Kami bermain bagus selama 80 menit, tapi sepak bola tidak berhenti di sana. Kami kehilangan fokus dan membayar mahal,” ujar Klopp dalam wawancara dengan Sky Sports.
Klopp menyoroti lemahnya konsentrasi pemain di menit-menit akhir yang kembali membuat tim kehilangan poin penting.
Ia juga menegaskan perlunya evaluasi di lini belakang agar kesalahan serupa tidak terulang pada pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Statistik Menunjukkan Dominasi Liverpool
Liverpool unggul jauh dalam statistik permainan — 65% penguasaan bola dan 21 tembakan berbanding 9 milik Aston Villa.
Namun, efektivitas Villa dalam memanfaatkan peluang membuat hasil akhir tak berpihak pada The Reds.
Kiper Villa, Emiliano Martínez, juga tampil luar biasa dengan melakukan delapan penyelamatan krusial, termasuk menahan peluang emas Salah di menit ke-76.
Sementara itu, Darwin Núñez kembali menjadi sorotan positif berkat performanya yang tajam, meski tim gagal menang. Striker Uruguay itu kini telah mencetak 12 gol di Premier League, menandai kebangkitan perannya sebagai ujung tombak utama Liverpool.
Kekuatan Mental Villa dan Reaksi Emery
Di sisi lain, pelatih Unai Emery memuji semangat pantang menyerah anak asuhnya.
“Kami tahu Liverpool adalah tim yang luar biasa, tapi kami tidak pernah menyerah. Saya bangga dengan reaksi para pemain,” katanya.
Aston Villa kini menjadi salah satu tim paling tangguh di paruh kedua musim ini. Dengan hasil ini, mereka naik ke posisi kelima dan semakin dekat ke zona Liga Champions — sebuah pencapaian luar biasa bagi klub asal Birmingham itu.
Implikasi di Klasemen
Hasil imbang ini menjadi pukulan bagi Liverpool yang sedang bersaing ketat dengan Arsenal dan Manchester City di papan atas.
Jika saja mereka mampu mempertahankan keunggulan, posisi di klasemen bisa jauh lebih menguntungkan.
Kini, tekanan semakin besar bagi Klopp dan timnya untuk menjaga konsistensi menjelang jadwal padat bulan Februari.
Analis Premier League menilai bahwa kelemahan Liverpool dalam menjaga intensitas hingga menit akhir menjadi masalah utama yang harus segera diselesaikan jika mereka ingin menantang City untuk perebutan gelar.
Kesimpulan
Liverpool kembali kehilangan poin berharga akibat hilangnya fokus di penghujung laga.
Meskipun tampil dominan dan sempat unggul dua gol, kurangnya konsentrasi membuat kemenangan di depan mata lenyap begitu saja.
Klopp kini menghadapi tantangan besar untuk memperbaiki mentalitas dan stabilitas tim, sementara Aston Villa terus membuktikan diri sebagai kuda hitam paling berbahaya di Liga Inggris 2025.